Pilih Ukuran Sajadah Masjid Paling Tepat Untuk Temani Ibadah Sehari-hari

Anda pasti pernah sholat berjamaah dimasjid bukan? Pernahkah anda memperhatikan dari sekian jamaah yang datang berapa yang membawa perlengkapan sholat yaitu alas sholat (sajadah)?

Biasanya, tiap jamaah membawa sajadah dengan ukuran yang berbeda-beda sebab dari rumah.

Akan tetapi, jika sajadah yang dipakai adalah sajadah milik masjid, maka kemungkinan besar model dan ukurannya sama.

Tapi umumnya, kebanyakan masjid/ musholla sekarang sudah tidak lagi menyediakan sajadah/ alas sholat lagi apabila ruangan masjid/musholla sudah dipasangi karpet.

Salah satu alasan kenapa masjid dipasangi karpet adalah ukuran sajadah masjid yang berbeda-beda kadang menimbulkan masalah tertentu seperti sholat yang tidak khusyu’.

Simak pembahasannya dibawah ini, ya.

Kenapa orang sholat pakai sajadah?

Melihat orang-orang pergi ke masjid atau musholla dengan pakaian takwa atau khusus adalah hal yang biasa dijumpai di Indonesia

Seringnya para jamaah laki-laki mengenakan sarung, baju koko, peci/ kopiah kemudian tidak lupa, menyampirkan sajadah di pundak sambil berjalan menuju masjid.

Di Indonesia, pemadangan itu sudah jadi bagian dari tradisi di negara yang kaya akan suku, agama, bahasa dan budaya seperti Indonesia.

Akan tetapi, ada yang berbeda terkait tradisi dan kebudayaan ini. Jika sarung, baju koko dan peci/ kopiah adalah hal yang berkaitan dengan warisan sejarah budaya Indonesia, tapi tidak dengan sajadah.

Sajadah justru berkaitan erat dengan sejarah peradaban islam di daerah timur tengah.

Secara singkat pada saat itu orang-orang mendirikan sholat diatas tanah/ pasir yang panas/ berdebu. Lambat laun mulai berganti jadi pelepah daun kurma, kain hingga terus berkembang menjadi sajadah seperti yang sering kita pakai saat ini.

Meski begitu, hingga saat ini masih ada perbedaan pendapat tentang penggunaan sajadah

Ada ulama yang berpendapat tidak boleh memakai sajadah, lalu ada yang berpendapat tidak boleh memakai sajadah yang bermotif (harus polos), hingga ada yang memperbolehkan asal motif tidak menganggu konsentrasi (kekhusyuan) sholat.

Faktanya, memakai sajadah untuk sholat sudah jadi kebiasaan lama umat muslim, khususnya di Indonesia.

Kenapa tetap bawa sajadah meski sudah ada karpet?

Apakah anda pernah bertanya kenapa jamaah yang datang ke masjid untuk sholat berjamaah atau banyak yang membawa sajadah dari rumah?

Padahal didalam masjid/ musholla biasanya sudah dipasangi karpet yang memang difungsikan sebagai alas sholat pengganti sajadah

Jadi  kenapa masih harus pakai sajadah lagi?

Jadi kita kembali lagi pada fungsi sajadah yaitu sebagai alas sholat, supaya ketika sholat kulit terlindungi dan tidak langsung kena lantai.

Apalagi para jamaah masjid belum tentu tahu kondisi lantai apakah kotor atau bahkan najis dan belum disucikan.

Oleh sebab itu, dengan memakai sajadah harapannya ia dapat melindungi saat sholat dimana bagian permukaan kulit, telapak tangan tidak kotor.

Sebab semua umat islam tahu, ibadah sholat adalah aktivitas yang mengutamakan kesucian.

Berdasarkan keyakinan diatas, bagi sebagian orang yang merasa kurang percaya dengan kebersihan dan kesucian karpet masjid/ musholla pun memilih bawa sajadah sendiri.

Selain hal diatas, tak jarang ditemui di masjid atau musholla kualitas karpet yang tipis dan tidak nyaman diinjak/ di duduki.

Hal diatas juga mempengaruhi jamaah untuk membawa sajadah sendiri dari rumah yang lebih nyaman.

Ada juga alasan dimana membawa sajadah sendiri adalah langkah mengantisipasi apabila ketika sholat di masjid tidak dapat bagian karpet.

Misalnya pada moment tertentu, saat jamaah membeludak, seperti sholat jum’at, idul fitri, idul adha dan lain-lain, tentu hampir semua bagian masjid penuh. Bahkan hingga ke jalan raya.

Maka dari itu, jamaah yang pernah mengalami situasi tersebut akan lebih berjaga-jaga dan membawa sajadah sendiri dari rumah.

Apabila kita rangkum beberapa hal yang menjadi alasan jamaah membawa sajadah dari rumah adalah sebagai berikut

  • Ragu terhadap kebersihan karpet/sajadah
  • Kurang nyaman dengan kualitas karpet masjid/musholla
  • Langkah antisipasi jika tidak kebagian karpet saat sholat

Jenis Sajadah nyaman dibawa ke masjid

Bicara soal kenyamanan adalah hal yang cukup personal, sebab setiap orang tentu memiliki kriteria yang berbeda dalam memilih sajadah.

Apalagi kebutuhan setiap orang juga berbeda-beda.

Misalnya saja, para pekerja kantoran yang sholat di masjid ketika istirahat makan siang, pasti lebih tepat membawa sajadah lipat yang praktis. Ukurannya yang kecil dan ringan, lebih mudah dibawa kemana-mana.

Sementara untuk jamaah yang usianya sudah tua, biasanya sensitif dengan lantai masjid yang dingin. Artinya, suhu tubuh harus tetap hangat dan terjaga demi kesehatan.

Jadi, sajadah yang tepat dan dibutuhkan tentu bukan sajadah lipat yang tipis, melainkan sajadah ukuran besar tebal dan hangat.

Berikut ini kami rangkum kriteria sajadah yang nyaman dibawa ke masjid secara keseluruhan, mulai dari bahan, motif hingga ukuran sajadah.

Bahan

Semua pasti setuju kalau sajadah berbahan halus lebih nyaman digunakan dibanding sajadah yang bahannya kasar.

Sebagai contoh, sajadah bulu, sutera atau beludru yang halus dan sajadah dari canvas yang tipis dan kasar

Harga sajadah berbahan sutera atau beludru memang terkenal mahal, tapi hal itu bisa disesuaikan dengan ketebalan dan ukuran.

Harganya akan lebih murah jika ukurannya kecil, tetapi mungkin hanya bisa dipakai untuk alas sujud saja.

Bahan beludru/ bulu kini juga mulai banyak diproduksi sebagai sajadah lipat/ travel.

Jadi untuk pekerja kantor juga bisa mendapatkan kenyamanan dari segi bahan meski ukurannya lebih kecil.

Ukuran sajadah Masjid

Sajadah dijual dalam berbagai ukuran dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Normalnya ukuran sajadah  antara  70 x 100 cm hingga yang lebih besar ukuran 90×120 cm.

Tapi ada juga yang berukuran 14×8,5 cm sehingga ukurannya sangat kecil dan bisa diadikan sajadah saku.

Kalau bicara soal ukuran sajadah paling nyaman dibawa ke masjid pastinya disesuaikan lagi dengan kebutuhan jamaah.

Tapi mengingat didalam masjid sudah ada karpet, jadi sebaiknya membawa sajadah yang berukuran kecil saja.

Karena ia  mudah dibawa, dan tidak terlalu banyak memakan tempat.

Sementara  sajadah berukuran jumbo lebih banyak memakan tempat. Apalagi ketika sudah dipasang dan jamaah harus meluruskan shaf hingga bergeser, sajadah harus ikut di geser lagi. Pasti lebih repot

Bahkan kadang ada jamaah yang tidak ingin repot lalu bukannya merapatkan kaki antar jamaah yang sholat tetapi justru merapatkan sajadahnya.

Padahal sudah jelas ukuran sajadah berbeda-beda, ada yang besar ada yang kecil. Ukuran yang tidak seragam inilah yang kadang menimbulkan suatu masalah dalam jamaah saat sholat.

Jadi kembali lagi pada tujuan penggunaan karpet masjid yakni memudahkan dalam mengatur barisan sholat supaya rapat.

Motif

Bagaimana dengna motif sajadah yang masih jadi perbedapatan dikalangan para ulama?

Jadi sebaiknya memang tidak usah membawa sajadah dengan motif yang terlalu berlebihan dan warna mencolok.

Tujuannya untuk menghormati jamaah lain yang juga sedang sholat berjamaah di masjid.

Sebab tak dapat dipungkiri, motif yang berlebihan kadang memang bisa menganggu konsentrasi jamaah lain. Sebagaimana Nabi Muhammad yang juga pernah meminta kain alas sajadah bercorak diganti dengan warna polos.

Jika memungkinkan, sebaiknya pakai sajadah yang warnanya senada dengan wara karpet atau pakai warna polos sekalian

Semoga bermanfaat.