Bulan Juli tahun 2020 menjadi salah satu moment bersejarah bagi umat Islam di Turki khususnya dan umat islam di seluruh dunia pada umumnya.
Bagaimana Tidak?
Hagia Sophia, yang sebelumnya telah dikenal sebagai museum bersejarah peninggalan Pemerintahan Turki di masa lalu di fungsikan kembali menjadi masjid.
Hal itu merupakan keputusan dari Presiden terpilih Recep Tayyip Erdogan.
Keputusan tersebut tentu mengundang pro kontra dari masyarakat di seluruh dunia.
Sebab Hagia Sophia merupakan salah satu desinasi wisata Turki yang telah mendunia dan menyimpan banyak sejarah tentang turki dan peradabannya.
Salah satu hal menarik setelah keputusan Presiden Turki adalah bagaimana umat muslim di sana merayakan pembebasan Hagia Sophia lewat moment sholat jumat perdana nya tanggal 24 Juli 2020.
Karpet masjid sebagai elemen baru yang ditambah dalam interior masjid pun disiapkan se istimewa mungkin.
Bagaimana fakta tentang karpet masjid Hagia Sopia dan museum yang difungsikan kembali jadi masjid itu? Simak terus artikel dibawah ini, ya.
Sholat Jumat Pertama di Masjid Hagia Sophia 2020
Moment yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di Turki sejak Presiden Erdogan mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid, adalah mendirikan ibadah sholat didalamnya.
Hal itu terbukti dari antusiasme jamaah yang hadir pada pelaksanaan sholat jumat di Hagia Sophia, Istanbul, Turki.
Ada sekitar 1.500 jamaah yang hadir meski tidak bisa masuk dalam bangunan masjid.
Presiden Turki sendiri juga ikut dalam Sholat Perdana itu dengan menerapkan protocol kesehatan di tengah situasi pandemic.
Uniknya, selama proses persiapan masjid untuk sholat,lantai didalam bangunan masjid dipasangi karpet istimewa supaya tidak merusak arsitektur bangunan.
Karpet istimewa yang dimaksud terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan memiliki warna yang cantik.
Karpet berwarna hijau tersebut terbuat darai wol murni yang dihasilkan oleh hasil peternakan dalam negeri yang juga termasuk kualitas terbaik.
Karpet dibuat dengan ketebalan 16 milimeter dan beratnya mencapai 5 kg per meter persegi.
Karpet istimewa seberat itu sama sekali tidak menggunakan campuran akrilik, nilon, turunan minyak bumi, produk karsinogenik di dalamnya.
Karpet dari bahan wol tersebut diwarnai dengan teknologi khusus dengan pewarnaan reaktif selama proses pembuatan benang.
Bahkan supaya makin awet, proses pembuatan karpet melewati tahap ‘thermopress’ untuk mencegah pemudaran pada karpet.
Ada banyak keunggulan karpet berbahan wol. Selain terasa lembut, mewah, awet, karpet masjid hagia Sophia ini di klaim antibakteri, dan anti api alias tidak mudah terbakar.
Ada beberapa bagian karpet yang dibuat polos, dan adapula yang memiliki motif pada masa Rumi Ottoman abad ke-17.
Perjalanan Masjid Hagia Sophia
Masyarakat Turki dan seluruh dunia secara umum mengetahui Hagia Sophia yang dulunya museum kemudian berubah jadi masjid setelah pengadilan Turki memutuskan membatalkan penggunaannya sebagai museum.
Artinya, keputusan Hagia Sophia menjadi museum sejak tahun 1934 tidak berlaku lagi.
Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan pun kemudian menyatakan tempat tersebut akan dfungsikan kembali menjadi masjid.
Sebelum jauh membahas lebih detal tentang Hagia Shopia, perlu diketahui bahwa nama masjid diambil dari kata Hagia memiliki arti “suci atau ilahi”, sedangkan Sophia berarti “kebijaksanaan”
Hal paling unik dari bangunan Hagia Sophia adalah arsitektur nya yang merupakan perpaduan dari dua agama yang sangat berbeda, yakni Islam dan Kristen.
Sebelum menginjak lebih jauh, mari kita kembali ke perjalanan Hagia Sophia sebelum kembali jadi masjid seperti sekarang
Berawal dari bangunan gereja
Pada tahun 532 dan 537 Masehi, Hagia Sophia pada awalnya adalah sebuah bangunan gereja Ortodoks yang dibangun oleh Kekaisaran Bizantium atas arahan Kaisar Justinian I.
Sebagaimana gereja pada umumnya, tempat ini dijadikan beribadah bagi umat Kristen ortodoks.
Difungsikan menjadi masjid
Beberapa ratus tahun kemudian, tepatnya tanggal 29 Mei 1453, Hagia Sophia tidak lagi menjadi gereje melainkan sebuah masjid.
Hal itu berdasark putusan dari Kekaisaran Ottoman yakni Sultan Mehmed II setelah kota Konstatinopel (kini disebut Istanbul) berhasil di taklukan oleh Muhammad Al Fatih pada tahun 1453 dan pasukannya.
Di jadikan museum
Setelah kurang lebih sekitar 500 tahun lebih Hagia Sophia difungsikan sebagai masjid utama di Kota Istanbul, pada tahun 1 Februari 1935 Hagia Sophia diubah menjadi museum.
Hal itu dilakukan oleh pendiri Republik Turki yang bernama Mustafa Kemal Attaturk. Selama menjadi museum, Hagia Sophia memiliki daya tarik karena terdapat beberapa peninggalan penting umat Kristen dan Islam secara bersamaan.
Kembali jadi masjid
Selanjutnya, setelah putusan pengadilan Turki di tahun 2020, Hagia Sophia kembali menjadi masjid dan dipakai untuk sholat oleh umat muslim.
Akan tetapi, pemerintah tetap mengizinkan para pengunjung dari berbagai negara dan agama untuk datang selama mengikuti peraturan baru masjid Hagia Sophia
Fakta Menarik Masjid Hagia Sophia
Selama perjalanan panjang berates-ratus tahun, Hagia Sophia tentu menyimpan banyak sejarah tak terlupakan yang hingga kini masih di jaga betul oleh pemerintahan Turki.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang Masjid Hagia Sophia yang perlu kamu tahu !
Simak terus ya.
Arsitek Hagia Sophia adalah ahli fisika, ahli matematika dan geometri terkenal
Fakta menarik pertama yang mungkin belum diketahui banyak orang adalah arsitek yang merancang pembangunan masjid Hagia Sophia ternyata bukanlah arsitek biasa.
Dikisahkan ketika pertama kali dibangun menjadi sebuah gereja di masa pemerintahan Kaisan Justianin I, dua orang arsitek ditunjung untuk membuat rancangan desain gereja yang memiliki kubah besar.
Keduanya adalah Isidorus Miletus (ahli fisika dan matematika) dan Anthemius of Tralles (ahli matematika dan geometri terkenal)
Dengan ilmu yang mereka miliki, akhirnya terbangun lah Hagia Sophia dengan gaya bangunan khas kekaisaran Bizantium.
Dibangun dalam waktu singkat
Tidak seperti bangunan pada zaman dahulu yang memakan waktu lama saat dibangun, Hagia Sophia tergolong selesai dalam waktu singkat.
Untuk ukuran bangunan dengan arsitektur yang rumit, biasanya memakan waktu hingga berpuluh puluh tahun.
Akan tetapi, Hagia Sophia hanya menghabiskan waktu 5 tahun 10 bulan dengan melibatkan 10.000 pekerja.
Material bangunan didatangkan dari berbagai negara
Ketika digunakan sebagai museum, bangunan Hagia Sophia mengalami berbagai renovasi.
Untuk mempertahankan seajarah, tak tanggung-tanggung bahan yang digunakan didatangkan langsung dari Kekaisaran Bizantium.
Seperti bahan untuk membangun kolom-kolomnya berasal dari Kuil Artemis di Ephesus (salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno).
Bermacam batuan seperti batu-batu besar diambil dari Mesir, batu kuning dari Suriah, batu hitam dari Bosphorus, dan marmer hijaunya yang cantik dipasok dari Thessaly.
Masa Kekaisaran Ottoman, Gaya arsitektur Hagia Sophia
Fakta tentang masjid Hagia Sophia yang cukup membawa banyak perubahan adalah gaya arsitektur pada masa kekaisaran Ottoman.
Beberapa bagian gereja pada saa itu dirubah. Terutama hal hal yang berkaitan dengan symbol agama Kristen.
Contohnya lonceng dan kapal pengorbanan.
Sementara lukisan di dinding dan mozaik Kristen ditutup menggunakan plester dan desain kaligrafi yang bernuansa islami.
Pembangunan masjid pun terus erlanjut hingga sekitar tahu 1847 hingga 1849 dibawah perintah Sultan Abdulmecid, ditunjuklah seorang arsitek untuk memulihkan bangunan Hagia Sophia.
Akhirnya, dengan dibantu oleh 800 orang pekerja, bangunan masjid pun jadi dengan ditambah banyak kubah, kolom yang diperindah serta bagian interior dan detail eksterior yang makin mewah.
Kubah terbesar kedua didunia dan Karpet masjid Hagia Sophia
Begitu berkunjung ke Hagia Sophia, pengunjung akna melihat kubah raksasa yang begitu besar. Faktanya, kubah tersebut memang termasuk kubah terbesar di dunia setelah Patheon di Roma.
Sementara Karpet Masjid Hagia Sophia ketika dulu difungsikan sebagai karpet juga terkenal memiliki kualitas terbaik dengan hiasan motif khas timur tengah.
Apalagi Turki terkenal dengan hasil karpet handmade nya.
Kini karpet masjidnya pun tetap fenomenal dengan proses pembuatan yang lebih modern tapi kualitas jauh lebih baik.