Apakah Sajadah Polos Lebih Baik dibawa ke Masjid?

Sajadah adalah benda yang tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas sholat lima waktu bagi umat Islam.

Beberapa jamaah bahkan sangat bergantung dengan perlengkapan sholat ini sampai merasa tidak bisa khusyu’ saat sholat kalau tidak pakai sajadah .

Selain beberapa orang juga khawatir terhadap kebersihan karpet masjid, kesucian lantai, batas shoff yang tidak jelas dan lain lain.

Apabila hal-hal diatas terpenuhi, maka kemungkinan besar sholat bisa lebih khusyu’.

Akan tetapi ada juga beberapa kasus dimana sajadah justru dapat membuat  sholat tidak khusyu’ dan terganggu.

Solusinya, bisa memakai sajadah polos

Sajadah motif polos dapat dipilih karena memiliki manfaat sebagai sajadah tanpa harus merasa harus membut orang terganggu?

Kenapa demikian?

Terkadang, sajadah bermotif/ corak yang mungkin bagi sebagian orang terasa menganggu. Simak dibawah untuk temukan jawabnya

Kenapa pakai sajadah?

Jika ditanyakan lagi, apakah benar sajadah penting dalam kegiatan ibadah umat islam yakni sholat?

Maka jawabannya akan kembali menimbulkan berbagai pendapat dari banyak kalangan, terutama para ulama.

Tapi sajadah memang telah lama jadi bagian dari sejarah peradaban islam di Arab Saudi.

Pada saat itu, bentuk sajadah tentu tidak seperti sajadah yang sering kita temui sekarang.

Ada sebuah hadist dari Abu Sa’id, ia berkata bahwa beliau pernah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau katakan, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di atas tikar, beliau sujud di atasnya.” (HR. Muslim).

Jadi kemungkinan besar pada saat itulah ide awal penggunaan karpet atau sajadah untuk sholat mulai dikenal. Kemudian barulah  banyak para saudagar kaya yang memakai tikar dari pelepah daun yang biasanya dibawakan oleh para budak untuk sholat.

Pada saat itu lantai masjid belum dilapisi dengan keramik atau penutup lantai apapun. Masih berupa permukaan tanah yang kotor.

Jadi,apabila dikaitkan dengan hadist sebelumnya, memakai tikar saat sholat sebagai alas ternyata pernah dilakukan oleh Rosululloh saw.

Artinya pada saat itu, penggunaan alas sholat diperbolehkan.

Setelah itu pun alasan utama orang-orang mulai menggunakan sajadah saat sholat adalah mendapat berbagai manfaat darinya, serta tidak ada hukum yang melarang penggunaan sajadah.

Hingga kini orang-orang  mulai menggunakannya dan bahkan telah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Apa manfaat memakai sajadah?

Sebelumnya telah disinggung sedikit tentang penggunaan sajadah sebagai alas sholat bagi umat muslim.

Ternyata masih ada banyak manfaat sajadah yang bisa dijabarkan dan kemungkinan besar jadi alasan  saat orang-orang merasa harus menggunakan benda ini saat sholat.

Lalu apa saja manfaatnya? Simak penjabaran dibawah, ya

  1. Menutupi permukaan lantai/ karpet masjid yang kotor

Kadang, kondisi tempat ibadah tidak selalu dibersihkan setiap hari. Kalaupun dibersihkan tiap hari, ada situas tertentu dimana ada debu/ kotoran yang menempel di karpet dan lantai.

Hal ini lah yang mungkin melatarbelakangi para jamaah memakai sajadah saat sholat. Baik dirumah maupun di tempat ibadah umum seperti masjid dan mushola

Ada rasa khawatir lantai atau karpet yang tersedia dalam kondisi kotor. Sehingga memakai sajadah diharapkan dapat melindungi dari kotoran tersebut.

  1. Melindungi dari lantai yang dingin

Tak dapat dipungkiri, permukaan lantai tempat ibadah biasanya terbaut dari bahan keramik yang dingin agar suasana dalam masjid selalu sejuk.

Akan tetapi, dalam situasi tertentu apabila terlalu lama berdiri/duduk dan berdiam diatasnya pasti juga menimbulkan rasa tidak nyaman.

Dalam hal ini, rasa tidak nyaman muncul karena dingin yang berlebihan.

Jadi, sajadah sangat tepat  dijadikan sebagai pelindung dingin karena memberi kehangatan.

Pilih sajadah yang cukup tebal untuk melindungi dari dingin, tapi juga jangan terlalu tebal karena bisa membuat panas.

  1. Melindungi dari najis yang tak terlihat

Tak hanya debu dan kotoran yang dikhawatirkan ditempat ibadah, ada hal yang  jauh lebih bahaya yakni najis.

Jika kotoran yang bisa dilihat dengan mata telanjang, tidak demikian dengan najis. Ia cukup sulit di lihat dan dikenali secara langsung.

Belum lagi kalau najisnya sudah mengering tapi belum disucikan.

Jadi jamaah sholat saat tidak memakai sajadah, bisa saja dahi , kaki atau tangan yang basah terkena najis.

Oleh sebab itu beberapa orang memilih memakai sajadah untuk mencegah hal-hal terkena najis yang tidak diketahui itu.

 

Sajadah polos Vs Sajadah bermotif

Setelah mengetahui lebih banyak tentang sajadah, selanjutnya anda juga perlu tahu bahwa sajadah sendiri ada banyak jenisnya, baik dari segi bahan maupun segi motif. 

Biasanya, orang -orang punya kriteria tertentu yang lantas membuat permintaan pasar berubah.

Secara garis besar motif sajadah dikategorikan menjadi dua, yakni motif polos dan motif corak.

Sajadah polos artinya hanya punya satu warna dominan sebagai nilai jualnya. Sementara bahan atau ketebalannya lebih bervariatif

Tetapi, meski polos, sajadah punya warna yang lebih variatif dibanding karpet masjid

Hampir semua warna bisa ditemukan dalam produk sajadah. Tapi tetap saja ada warna paling popular dari sajadah polos.

Warna tersebut antara lain adalah sajadah merah, hijau, biru, coklat.

Salah satu kelebihan sajadah polos adalah memberi kesan elegan dan sederhana. Sangat tepat untuk sebagian orang tidak ingin alas sholatnya terlalu ramai dengan motif karena bisa terganggu kekhusyu’an ibadahnya.

Sedangkan sajadah motif punya lebih banyak lagi jenisnya. Apalagi motif sajadah tiap negara berbeda.

Selama motif pada sajadah yang dipakai bukan sesuatu yang dilarang dalam aturan agama islam seperti binantang, manusia, lambang agama lain. Dan sebagainya.

Ada banyak sekali motif sajadah yang bisa dipilih. Contohnya di Indonesia ada motif populer seperti  motif batik, motif masjid, motif ukiran, pilar atau tanaman dan bunga.

Motif sajadah turki adalah salah satu motif yang paling banyak diminati karena memberi kesan unik dan elegan.

Sementara motif sajadah lokal di Indonesia sampai  saat ini masih terus didominasi dengan gambar masjid atau kubah masjid di tengah-tengah sajadah.

Banyak orang beranggapan motif sajadah impor lebih sederhana dan elegan karena tidak memiliki banyak corak.

Kenapa sajadah polos banyak peminat?

Penggunaan sajadah dalam agama islam ternyata ada beberapa anjuran khusus. Secara lebih lanjut menggunakan sajadah atau alas sholat yang dianjurkan adalah sajadah yang tidak banyak corak/ motif.

Sebagaimana hadist nabi saw yang artinya :

“Bawalah kain ini ke Abu Jahm dan bawakan kepadaku kain milik Abu Jahm yang tidak bercorak, karena kain yang bercorak tersebut sempat melalaikanku dari salatku (mengganggu kekhusyu’anku).” (HR.Bukhâri dan Muslim dari hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma).

Dari hadist diatas nampak jelas bagaimana rasa tidak suka Nabi ketika kain yang menjadi alas sholat beliau ternyata membuat kekhusyu’an ibadah baginda nabi jadi terganggu

Ketika merasa terganggu, baginda nabi pun langsung meminta agar dibawakan kain lain yang tidak bercorak atau polos.

Jadi kesimpulannya, kain yang polos dianggap bisa menjaga kekhusyuan ibadah dibanding kain bermotif.

Pada akhirnya, banyak orang yang ingin meniru sunnah Nabi Muhammad yang memakai sajadah polos dibandingkan sajadah motif.

Itu sebabnya kenapa sajadah polos impor banyak diminati para jamaah muslim di Indonesia.

Meski demikian, bukan berarti sajadah bermotif diharamkan untuk dipakai.

Pasalnya menurut pendapat ulama,  masyarakat sekarang bisa dibilang sudah biasa dengna berbagai motif sajadah yang ramai. Jadi karena sangat terbiasa, tidak ada lagi potensi mengganggu kekhusyuan sholat dikarenakan sajadah.